4 Perbedaan Kartu Debit dan Kartu Kredit Yang Perlu Diketahui
Bagi banyak pelaku bisnis, transaksi keuangan telah menjadi urat nadi operasional mulai dari menerima pembayaran pelanggan hingga mengirim uang ke supplier dan mitra.
Dalam aktivitas tersebut, dua instrumen yang paling sering digunakan adalah kartu debit dan kartu kredit. Keduanya terlihat serupa, tetapi sebenarnya memiliki fungsi dan mekanisme yang sangat berbeda dalam proses pembayaran bisnis.
Kartu debit biasanya digunakan untuk transaksi langsung yang memotong saldo rekening pribadi maupun perusahaan, sementara kartu kredit memberikan fleksibilitas pembayaran dan pengelolaan arus kas misalnya digunakan untuk belanja operasional, iklan digital, atau kebutuhan mendadak yang belum dianggarkan.
Bagi tim keuangan, memahami perbedaan ini bukan sekadar soal cara membayar, tetapi juga strategi mengatur cash flow, keamanan transaksi, dan efisiensi sistem pembayaran perusahaan.
Artikel ini akan membantu Anda memahami perbedaan kartu debit dan kartu kredit, lengkap dengan kelebihan, kekurangan, serta perannya dalam sistem pembayaran modern termasuk bagaimana bisnis dapat memanfaatkan keduanya untuk mendukung transaksi masuk (accept payments) maupun keluar (payouts).
Baca Juga: Online Payment Adalah: Pengertian, Jenis, Cara Kerja, & Contohnya
Pengertian Kartu Debit dan Kredit
Apa itu Kartu Debit?
Kartu debit adalah alat pembayaran yang terhubung langsung dengan saldo rekening perusahaan atau pribadi. Setiap transaksi yang dilakukan baik di toko fisik, e-commerce, atau mesin EDC akan langsung memotong dana dari rekening yang bersangkutan.
Dalam konteks bisnis, kartu debit sering digunakan untuk pengeluaran operasional harian, seperti pembelian kebutuhan kantor, pembayaran langganan digital, atau biaya perjalanan dinas.
Oleh karena dana langsung terpotong, kartu debit membantu bisnis menjaga transparansi dan mengontrol pengeluaran. Tim keuangan dapat dengan mudah melacak arus kas dan memastikan setiap transaksi sesuai dengan saldo yang tersedia.
Apa Itu Kartu Kredit?
Berbeda dengan kartu debit, kartu kredit memungkinkan pengguna bertransaksi menggunakan dana pinjaman dari bank dengan kewajiban membayar tagihan di kemudian hari sesuai tanggal jatuh tempo.
Limit kartu kredit biasanya ditentukan berdasarkan profil dan riwayat kredit pengguna atau perusahaan.
Bagi bisnis, kartu kredit menawarkan fleksibilitas arus kas. Misalnya, perusahaan dapat melakukan pembayaran terlebih dahulu untuk kebutuhan mendesak (seperti biaya produksi, iklan digital, atau pembelian stok), lalu melakukan pelunasan setelah invoice dari klien masuk.
Selain itu, kartu kredit juga kerap dilengkapi dengan fitur tambahan seperti reward points, miles, program cicilan, hingga proteksi transaksi ganda, yang dapat memberikan nilai tambah bagi perusahaan yang aktif bertransaksi.
Perbedaan Kartu Debit dan Kredit
1. Perbedaan Pemakaian Kartu Debit dan Kartu Kredit
Meskipun keduanya digunakan untuk membayar barang atau jasa, cara kerja kartu debit dan kartu kredit berbeda jauh terutama dalam hal sumber dana dan waktu pembayaran.
Kartu debit bekerja secara langsung. Setiap kali Anda melakukan transaksi, sistem akan memotong saldo rekening secara real-time.
Penggunaan kartu ini cocok untuk pembayaran instan seperti pembelian bahan baku, biaya logistik, atau pengeluaran rutin perusahaan.
Bagi bisnis, penggunaan kartu debit memberikan kontrol lebih ketat terhadap pengeluaran karena transaksi tidak dapat melebihi saldo yang tersedia.
Sementara itu, kartu kredit memberikan keleluasaan waktu pembayaran. Transaksi dilakukan menggunakan dana pinjaman dari bank, dan pelunasannya dapat dilakukan di akhir periode tagihan.
Mekanisme ini memberikan ruang bagi bisnis untuk mengatur arus kas (cash flow) dengan lebih fleksibel misalnya, saat dana dari pelanggan belum masuk, tetapi perusahaan perlu segera melakukan pembayaran ke supplier atau menjalankan campaign marketing.
Selain itu, banyak perusahaan juga menggunakan kartu kredit untuk memonitor dan membatasi pengeluaran setiap divisi.
Beberapa bank bahkan menyediakan fitur corporate card management, yang memudahkan akuntansi dan rekonsiliasi transaksi bulanan.
Singkatnya, kartu debit lebih cocok untuk transaksi langsung dengan saldo yang tersedia, sedangkan kartu kredit lebih ideal untuk pengeluaran terencana dan fleksibilitas pembayaran bisnis.
2. Perbedaan Limit Pembayaran Kartu Debit dan Kartu Kredit
Salah satu perbedaan paling mendasar antara kartu debit dan kartu kredit terletak pada sumber dan batas dana yang digunakan untuk bertransaksi.
Perbedaan ini berpengaruh langsung pada cara bisnis mengelola pembayaran dan arus kas.
Pada kartu debit, limit transaksi ditentukan oleh saldo rekening yang tersedia. Artinya, jika saldo perusahaan Rp20 juta, maka transaksi hanya dapat dilakukan hingga jumlah tersebut.
Sistem ini membuat kartu debit ideal untuk bisnis yang mengutamakan pengendalian pengeluaran ketat misalnya untuk pembayaran operasional harian, kebutuhan kantor, atau biaya perjalanan bisnis.
Keuntungannya, semua pengeluaran tercatat secara real-time dan tidak menimbulkan utang.
Sementara kartu kredit memiliki limit yang ditentukan oleh pihak bank berdasarkan profil keuangan dan riwayat transaksi pengguna atau perusahaan.
Limit ini berfungsi layaknya “batas pinjaman sementara” yang dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan bisnis. Bagi perusahaan, hal ini memberi fleksibilitas untuk tetap beroperasi meskipun arus kas sedang tidak seimbang contohnya ketika harus membayar vendor terlebih dahulu sambil menunggu pembayaran dari klien.
Selain itu, penggunaan kartu kredit memungkinkan bisnis untuk mengelola waktu pembayaran lebih strategis.
Tagihan biasanya diberikan di akhir periode (misalnya setiap 30 hari), sehingga tim keuangan memiliki jeda waktu untuk menyusun arus kas dan memproses pelunasan tanpa mengganggu saldo utama perusahaan.
Namun, penting diingat bahwa fleksibilitas ini juga datang dengan tanggung jawab. Jika tidak dikelola dengan disiplin, tagihan kartu kredit dapat menimbulkan bunga tambahan atau denda keterlambatan yang berdampak pada kesehatan finansial bisnis.
3. Perbedaan Kepemilikan Kartu Kartu Debit dan Kartu Kredit
Dari sisi kepemilikan, kartu debit dan kartu kredit juga memiliki perbedaan yang cukup signifikan terutama terkait proses penerbitan, tanggung jawab, dan jenis penggunaannya dalam bisnis.
Kartu debit umumnya diberikan secara otomatis saat seseorang atau perusahaan membuka rekening di bank. Selama rekening aktif dan memiliki saldo, kartu debit dapat langsung digunakan untuk transaksi, baik di mesin EDC, e-commerce, maupun ATM.
Untuk keperluan bisnis, kartu debit sering digunakan oleh tim keuangan atau divisi tertentu agar setiap transaksi langsung tercatat dalam rekening operasional perusahaan.
Proses kepemilikannya sederhana, tidak membutuhkan analisis kredit atau dokumen tambahan, sehingga lebih mudah diakses oleh siapa pun yang memiliki rekening.
Berbeda dengan itu, kartu kredit membutuhkan proses pengajuan dan evaluasi sebelum diterbitkan. Bank akan menilai kelayakan calon pemegang kartu berdasarkan profil keuangan, riwayat transaksi, dan kemampuan bayar.
Untuk perusahaan, biasanya diterbitkan dalam bentuk corporate credit card atau business card, di mana limit dan tanggung jawab pembayaran diatur atas nama badan usaha, bukan individu.
Dalam konteks bisnis, kepemilikan kartu kredit sering kali diatur lebih ketat. Beberapa perusahaan menetapkan limit per divisi atau per karyawan, lengkap dengan laporan pengeluaran bulanan agar lebih mudah direkonsiliasi.
Sementara kartu debit lebih cocok untuk kebutuhan operasional harian yang sifatnya langsung, kartu kredit lebih strategis untuk pengeluaran terencana dan pembiayaan jangka pendek.
4. Perbedaan Fisik Kartu Kartu Debit dan Kartu Kredit
Sekilas, kartu debit dan kartu kredit memang terlihat hampir sama. Keduanya memiliki ukuran, bahan, dan elemen visual yang serupa seperti nama pemilik, nomor kartu, chip, logo jaringan pembayaran (seperti Visa, Mastercard, JCB, GPN, atau American Express), hingga tanggal kedaluwarsa.
Namun jika diperhatikan lebih detail, ada beberapa perbedaan fisik yang dapat membantu membedakan keduanya.
Pada kartu debit, biasanya terdapat logo bank penerbit dan terkadang tulisan “Debit” atau “ATM Debit” di bagian depan kartu. Nomor kartu debit umumnya berjumlah 16 digit dan berfungsi sebagai identitas rekening, bukan sebagai akun pinjaman.
Sebagian kartu debit juga terhubung dengan jaringan domestik seperti GPN (Gerbang Pembayaran Nasional), yang digunakan untuk transaksi di dalam negeri dengan biaya lebih efisien.
Sementara itu, kartu kredit biasanya mencantumkan logo jaringan internasional seperti Visa, Mastercard, JCB, atau American Express, lengkap dengan tulisan “Credit” di bagian depan.
Selain itu, di bagian belakang terdapat kode keamanan CVV/CVC tiga digit yang digunakan untuk otorisasi transaksi online.
Beberapa kartu kredit premium juga memiliki desain lebih eksklusif, seperti warna hitam atau metalik, serta fitur tambahan seperti contactless payment untuk mempercepat transaksi.
Dari sisi sistem, perbedaan fisik ini tidak hanya soal tampilan, tetapi juga menggambarkan fungsi dan jaringan pembayaran yang berbeda.
Kartu debit berfungsi sebagai akses ke saldo rekening, sedangkan kartu kredit berperan sebagai sarana pembayaran berbasis limit pinjaman dari bank atau lembaga penerbit.
Kelebihan dan Kekurangan Kartu Kredit
Bagi banyak pelaku bisnis, kartu kredit bukan sekadar alat pembayaran, melainkan juga alat manajemen keuangan.
Dengan sistem pembayaran pascabayar dan limit yang fleksibel, kartu kredit dapat membantu perusahaan mengelola arus kas, terutama saat menghadapi kebutuhan mendesak atau transaksi bernilai besar.
Namun, di balik kemudahannya, kartu kredit juga memiliki risiko jika tidak dikelola dengan disiplin.
Kelebihan Kartu Kredit
- Fleksibilitas Pembayaran Kartu kredit memungkinkan bisnis melakukan transaksi terlebih dahulu dan membayarnya nanti sesuai periode tagihan. Hal ini tentu membantu menjaga cash flow, terutama ketika pendapatan belum cair sementara pengeluaran tetap berjalan.
- Limit Lebih Besar Bank biasanya memberikan limit sesuai profil keuangan bisnis, memungkinkan pembayaran bernilai tinggi seperti biaya vendor, pembelian stok, atau investasi awal proyek.
- Reward dan Manfaat Tambahan Banyak kartu kredit bisnis menawarkan program cashback, poin reward atau miles, diskon merchant, atau fasilitas perjalanan yang dapat dimanfaatkan untuk efisiensi operasional.
- Meningkatkan Reputasi dan Keamanan Transaksi Transaksi kartu kredit biasanya dilindungi sistem keamanan berlapis dan perlindungan terhadap penipuan. Selain itu, riwayat pembayaran yang baik juga dapat meningkatkan reputasi kredit perusahaan di mata lembaga keuangan, sehingga dapat meningkatkan limit kartu seiring berjalannya waktu.
Kekurangan Kartu Kredit
- Risiko Utang dan Bunga Fleksibilitas pembayaran dapat menjadi pedang bermata dua. Jika tagihan tidak dibayar tepat waktu, bunga dan denda dapat menumpuk dan membebani keuangan perusahaan.
- Biaya Tahunan dan Administrasi Sebagian kartu kredit bisnis mengenakan biaya tahunan yang cukup tinggi, terutama untuk limit besar atau fasilitas premium.
- Potensi Penyalahgunaan Jika tidak diawasi dengan baik, kartu kredit perusahaan berisiko disalahgunakan oleh individu yang tidak berwenang. Oleh karena itu, penting untuk menerapkan sistem pelaporan real-time dan limit transaksi per pengguna.
- Proses Pengajuan Lebih Rumit Berbeda dari kartu debit, kartu kredit membutuhkan analisis kelayakan dan dokumen tambahan. Hal ini dapat memakan waktu, terutama untuk bisnis baru yang belum memiliki riwayat kredit yang kuat.
Kelebihan dan Kekurangan Kartu Debit
Berbeda dari kartu kredit yang berbasis pinjaman, kartu debit terhubung langsung dengan saldo rekening pribadi atau perusahaan.
Setiap transaksi langsung memotong dana yang tersedia, sehingga lebih mudah dikontrol dan tidak menimbulkan utang.
Dalam konteks bisnis, kartu debit sering digunakan untuk pembayaran operasional harian, seperti pembelian kebutuhan kantor, biaya perjalanan, atau pengeluaran rutin divisi tertentu.
Kelebihan Kartu Debit
- Kontrol Keuangan yang Lebih KetatOleh karena semua transaksi langsung memotong saldo, bisnis dapat menjaga disiplin pengeluaran dan menghindari pemborosan. Setiap transaksi tercatat secara real-time di rekening, sehingga tim keuangan dapat memantau arus kas dengan mudah.
- Tanpa Risiko Utang atau BungaKartu debit tidak memiliki sistem tagihan bulanan, bunga, atau denda keterlambatan. Hal ini membuatnya ideal untuk bisnis yang ingin menghindari risiko keuangan jangka panjang.
- Proses Aktivasi Cepat dan MudahSelama memiliki rekening aktif, kartu debit dapat langsung digunakan tanpa memerlukan proses verifikasi tambahan seperti kartu kredit.
- Keamanan Transaksi Lebih TerjagaDengan sistem PIN dan verifikasi bank langsung, kartu debit relatif aman untuk transaksi harian. Beberapa bank juga kini menerapkan sistem real-time notification, yang memberi notifikasi setiap kali ada transaksi keluar.
Kekurangan Kartu Debit
- Tidak dapat Digunakan di Luar Saldo TersediaLimit kartu debit hanya sebesar saldo rekening yang tersedia. Jika saldo habis, transaksi otomatis gagal. Hal ini membatasi fleksibilitas bisnis, terutama ketika membutuhkan pembayaran mendadak dalam jumlah besar sementara dana belum tersedia.
- Fitur Tambahan TerbatasUmumnya kartu debit tidak memiliki program reward, poin, atau cicilan seperti kartu kredit. Akibatnya, bisnis tidak mendapat manfaat tambahan dari transaksi besar yang dilakukan rutin.
- Risiko Dana Langsung Terpotong Jika Kartu Disalahgunakan Jika terjadi pembobolan atau transaksi tidak sah, saldo rekening dapat langsung berkurang. Oleh karena itu, penting bagi pemegang kartu untuk segera memblokir kartu atau melapor ke bank saat menemukan aktivitas mencurigakan.
FAQ: Pertanyaan Umum seputar Kartu Debit dan Kartu Kredit
1. Mana yang lebih aman, kartu debit atau kartu kredit?
Keduanya aman digunakan selama Anda menjaga kerahasiaan data dan PIN dengan benar.Namun, kartu kredit umumnya memiliki perlindungan ekstra untuk melindungi dari transaksi tidak sah atau mencurigakan. Perlindungan ekstra pada kartu kredit mengacu pada mekanisme keamanan finansial yang lebih menguntungkan konsumen. Saat terjadi transaksi mencurigakan, dana yang digunakan adalah milik bank sehingga saldo rekening pribadi Anda tidak langsung berkurang.
Fitur dispute memungkinkan Anda menolak pembayaran sementara transaksi diselidiki, dan bank biasanya lebih responsif dalam menangani kasus penipuan karena yang terpakai adalah dana mereka. Inilah yang membuat kartu kredit memiliki lapisan keamanan tambahan dibandingkan kartu debit.
Sedangkan pada kartu debit, dana di rekening dapat langsung terpotong, sehingga proses pengembalian dana dapat menjadi lebih rumit. Untuk transaksi besar atau pembayaran internasional, kartu kredit relatif dianggap lebih aman.
2. Apakah kartu debit dapat digunakan untuk belanja online?
Ya dapat digunakan, selama kartu debit tersebut memiliki logo jaringan internasional seperti Visa, Mastercard, atau JCB dan fitur transaksi online-nya diaktifkan.
Beberapa kartu debit juga sudah mendukung sistem otentikasi tambahan seperti 3D Secure atau One-Time Password (OTP) untuk memastikan keamanan pembayaran digital.
Namun, tidak semua situs e-commerce mendukung pembayaran dengan kartu debit, oleh karena itu pastikan metode yang Anda gunakan kompatibel dengan sistem pembayaran mereka.
3. Apakah penggunaan kartu debit membantu mengatur anggaran bisnis?
Ya, sangat membantu. Oleh karena semua transaksi kartu debit langsung memotong saldo rekening, tim keuangan dapat memantau pengeluaran secara transparan dan real-time.
Hal ini memudahkan bisnis untuk menjaga disiplin anggaran, terutama bagi perusahaan kecil dan menengah yang ingin menghindari risiko utang atau pengeluaran tidak terkontrol.
Selain itu, laporan mutasi rekening dari kartu debit juga dapat diintegrasikan langsung ke sistem akuntansi bisnis untuk memudahkan rekonsiliasi.
Baik kartu debit maupun kartu kredit, keduanya memiliki peran penting dalam mendukung transaksi keuangan bisnis.
Kartu debit unggul dalam pengendalian pengeluaran dan transparansi keuangan, sedangkan kartu kredit memberi fleksibilitas dalam mengelola cash flow.
Jika digunakan secara bijak dan sesuai kebutuhan, keduanya dapat menjadi kombinasi ideal untuk memperkuat sistem pembayaran bisnis Anda.
Namun, tantangan utama bagi banyak bisnis bukan hanya memahami perbedaan keduanya, melainkan bagaimana menerima dan mengelola berbagai metode pembayaran secara efisien dari kartu, transfer bank, hingga e-wallet tanpa harus melakukan integrasi ke setiap penyedia satu per satu.
Jika bisnis Anda ingin menerima pembayaran menggunakan kartu debit dan kredit dengan mudah, aman, dan terintegrasi, payment gateway Pivot adalah solusinya. Dengan satu integrasi API, Pivot membantu bisnis:
- Menerima pembayaran dari lebih dari 25 metode pembayaran lokal dan internasional, termasuk kartu debit/kredit lokal maupun internasional, cicilan bank, QRIS, Virtual Account, e-wallet, dan Paylater.
- Menerima pembayaran kartu luar negeri dengan tingkat keberhasilan tinggi menggunakan sistem smart routing and validasi kartu yang canggih.
- Mendukung berbagai mekanisme pembayaran kartu: pra-otorisasi, subscription/recurring, tokenization, cicilan, hingga 1-click payment.
- Mengelola transaksi masuk (accept payments) dan pengeluaran bisnis (payouts) dalam satu platform yang sama.
- Memantau saldo, status pembayaran, laporan, dan rekonsiliasi transaksi secara real-time di satu dashboard.
- Transaksi dan data aman dengan sistem pengawasan dan pengendalian risiko 24 jam setiap hari, 3D Secure, 2FA dan PIN, sistem deteksi fraud, enkripsi dan tokenisasi, KYC yang ketat, serta kontrol akses berdasarkan peran.
Dari segi keamanan tidak perlu khawatir lagi, Pivot mengedepankan standar keamanan internasional tertinggi. Infrastruktur pembayaran sudah bersertifikasi PCI DSS Level 1 dan ISO 27001, serta berlisensi resmi dari Bank Indonesia sebagai Penyedia Jasa Pembayaran Level 1 dengan otorisasi untuk layanan e-money, payment gateway, dan remittance.
Dengan Pivot, Anda tidak hanya menerima pembayaran dengan lebih cepat, tetapi juga membangun sistem pembayaran bisnis yang efisien, aman, dan siap berkembang lintas negara.
Buat Anda yang tertarik menggunakan Pivot, ada kabar baik, sekarang ada program spesial akhir tahun lewat Pivot ScaleUp Program!
Bagi bisnis yang mendaftar dan bergabung dengan Pivot di antara 1 September hingga 31 Desember 2025 akan mendapatkan subsidi biaya transaksi payment dan payout sebesar Rp 1.000.000.000 selama 1 tahun (penawaran terbatas, T&C berlaku).
Kesempatan ini terbuka bagi semua bisnis di Indonesia, namun berlaku seleksi sesuai kriteria yang berlaku. Langsung saja klik tombol di bawah ini untuk mendaftar!
